Thursday 1 August 2013

sejarah tugu monas jakarta

Kalau anda lagi jalan-jalan atau pergi liburan ke Jakarta, rasanya kurang afdol kalau belum mengunjungi tugu monas yang menjadi salah satu ikon bersejarah yang dimiliki oleh kota Jakarta. Yups, belum lengkap rasanya kalau berada di Jakarta tetapi tidak mengunjungi tugu yang satu ini. Nah kali ini Kumpulan Sejarah akan mencoba mengulik-ulik Sejarah dari Tugu Monas sebagai bekal pengetahuan yang mudah-mudahan dapat menambah wawasan sobat semua.
Sejarah Tugu Monas Jakarta
Tugu Monas Jakarta
Monumen Nasional atau yang lebih dikenal dengan nama Monas ini terletak di lapangan monas tepatnya berlokasi di Jakarta Pusat. Monas mulai dibangun  pada bulan Agustus 1959. Keseluruhan bangunan Monas dirancang oleh para arsitek Indonesia yaitu Soedarsono, Frederich Silaban dan Ir. Rooseno. Pada tanggal 17 Agustus 1961, Monas diresmikan oleh Presiden Soekarno. Dan mulai dibuka untuk umum sejak tanggal 12 Juli 1975.

Monas merupakan salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda. Bentuk Tugu peringatan yang satu ini sangat unik. Monas berbentuk batu obeliks setinggi 132 meter, terbuat dari marmer yang berbentuk lingga yoni simbol kesuburan yang penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia.

Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang berbentuk nyala obor perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton, berdiameter 6 m, dan terdiri dari 77 bagian yang disatukan serta dilapisi emas 35 kg. Lidah api atau obor itu melambangkan semangat yang tak pernah padam dalam melawan penjajah.

Di bagian bawah terdapat cawan yang tingginya 17 meter diukur dari lantai dasar dan 8 meter dari lantai museum. Sedangkan ukuran cawan adalah 45×45 meter. Hal ini dimaksudkan sebagai catatan hari kemerdekaan republik Indonesia (17-8-45). Para pengunjung dapat masuk ke tugu puncak monas melalui terowongan yang berada 3 m di bawah taman dan jalan silang. Di bawahnya terdapat ruang museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80x80 m, dan dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang.

Museum ini menampilkan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Pada keempat sisi museum terdapat 12 diorama (jendela peragaan) yang menampilkan sejarah Indonesia dari jaman kerajaan-kerajaan nenek moyang Bangsa Indonesia hingga G30S PKI. Selain itu, terdapat ruang kemerdekaan yang berbentuk amphitheater yang terletak di dalam cawan tugu Monas. Ruang ini menggambarkan atribut peta kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kemerdekaan RI, bendera merah putih dan lambang negara dan pintu gapura yang bertulis naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Ada pula replika naskah proklamasi dari emas. Di sini pula diperdengarkan rekaman suara Sukarno saat membaca teks proklamasi.

Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga. Ada pula atraksi perpaduan laser multiwarna tiga dimensi yang membuat Tugu Monas bisa berubah warna di malam hari. Ada juga atraksi air mancur pesona mas. 

Lapangan Monas mengalami lima kali penggantian nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari libur, Minggu atau libur sekolah banyak masyarakat yang berkunjung ke sini.

PEMBANGUNAN

Pembangunan terdiri atas tiga tahap, yaitu :

Tahap pertama, kurun 1961/1962 - 1964/1965
 
Dimulai dengan dimulainya secara resmi pembangunan pada tanggal 17 Agustus 1961 dengan Sukarno secara seremonial menancapkan pasak beton pertama. Total 284 pasak beton digunakan sebagai fondasi bangunan. Sebanyak 360 pasak bumi ditanamkan untuk fondasi museum sejarah nasional. Keseluruhan pemancangan fondasi rampung pada bulan Maret 1962. Dinding museum di dasar bangunan selesai pada bulan Oktober. Pembangunan obelisk kemudian dimulai dan akhirnya rampung pada bulan Agustus 1963.

Pembangunan tahap kedua, pada kurun 1966 hingga 1968 
Akibat terjadinya Gerakan 30 September 1965 (G-30-S/PKI) dan upaya kudeta, tahap ini sempat tertunda.

Tahap akhir berlangsung pada tahun 1969-1976
Dengan menambahkan diorama pada museum sejarah. Meskipun pembangunan telah rampung, masalah masih saja terjadi, antara lain kebocoran air yang menggenangi museum. Monumen secara resmi dibuka untuk umum dan diresmikan pada tanggal 12 Juli 1975 oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto.Lokasi pembangunan monumen ini dikenal dengan nama Medan Merdeka. Lapangan Monas mengalami lima kali penggantian nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka,Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari libur Medan Merdeka dipenuhi pengunjung yang berekreasi menikmati pemandangan Tugu Monas dan melakukan berbagai aktivitas dalam taman.

No comments:

Post a Comment